
Sorot Mata
05 December, 2021
•
0 comment {s}
Udara dingin yang menusuk tulang
Pada gelap malam
Dalam berkendara yang tenang,
Menorobos kabut yang turun dengan sengaja
Bersama kuningnya cahaya lampu sorot
Beradu dengan tatapan matamu
Tersibak di balik wajah, yang tertutup sebagian.
Sekian detik itu,
Kurasakan waktu membeku
Berkontestasi dengan udara pegunungan
Tatapan tak sengaja itu
Aku, akan selalu mendoakan kebahagianmu
Bolehkah aku meminta imbalan untuk itu?
Tersenyumlah
Senyum itu untukmu
Untuk setiap luka dalam hidupmu
Untuk dirimu.
Labels: puisi
Udara dingin yang menusuk tulang
Pada gelap malam
Dalam berkendara yang tenang,
Menorobos kabut yang turun dengan sengaja
Bersama kuningnya cahaya lampu sorot
Beradu dengan tatapan matamu
Tersibak di balik wajah, yang tertutup sebagian.
Sekian detik itu,
Kurasakan waktu membeku
Berkontestasi dengan udara pegunungan
Tatapan tak sengaja itu
Aku, akan selalu mendoakan kebahagianmu
Bolehkah aku meminta imbalan untuk itu?
Tersenyumlah
Senyum itu untukmu
Untuk setiap luka dalam hidupmu
Untuk dirimu.
Labels: puisi
Post a Comment