blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

Melihat Lebih Dekat
Catatan Akhir Pekan
Mendaki Ke Langit
Sepilihan Sajak - SDD
Mata Air Kehidupan
Guru
Harga Sebuah Nyawa
Jodoh Pasti Bertamu
Perayaan
Tak Sesederhana Itu

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Bandung
24 June, 2022 • 0 comment {s}


"Dan Bandung, bagiku, bukan cuma masalah geografis. Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi." -Pidi Baiq. 

Salah satu quote yang buatku mencerna dalam-dalam sembari terpana. Saat pertama kalinya aku main ke kawasan Asia Afrika (Alun-alun Kota). Betapa indahnya. 

Bandung, kota yang tak asing di telingaku sejak dulu. Bagaimana tidak? Sejak aku ada di sekolah dasar, Bandung adalah pilihan destinasi wisata/study tour hampir setiap tahunnya. Tapi biasa saja. 

Jika diingat-ingat, aku pernah singgah di beberapa kota lain: Jogjakarta, Cilacap, Garut, Tasik, Majalengka tapi hanya sebentar saja. Masing-masing memiliki cerita yang cukup unik.

***

"Engga, aku gamau di Bandung! Aku mau di Malang!"

Tapi tak diizinkan.

"Yasudah kalau seperti itu, pokoknya aku mau daerah Jawa yang masih sederhana dan jauh dari hingar bingar kota."

Dulu pilihanku mengerucut kedua kota: Semarang atau Jogjakarta. Ayahku menganjurkanku untuk memilih Bandung daripada Jogja, begitu juga ibuku yang teguh pendirian agar anaknya bisa kuliah di salah satu kampus di kota kembang tersebut tapi pilihanku jatuh di Kota Semarang. 

Hingga akhirnya, takdir membawaku ke kota ini. Saat pertama kali kuinjakkan kaki di masjid kampus, saat itu sore hari. Bisa dibayangkan bagaimana suasananya? Kampusku berada di utara Bandung Raya, dekat sekali dengan Lembang. Semilir angin yang sejuk menyapa kedatanganku sore itu. Sore yang indah dengan suasana kampus yang syahdu. Sore itu juga, aku langsung jatuh cinta pada Bandung. 

Tahun ini adalah tahun ke-6. Bukan waktu yang sebentar, kan? Pun aku lebih paham seluk beluk jalanan kota ini daripada kota tempat tinggalku. Banyak sekali pengalaman dan kenangan yang ditorehkan dalam lembar hidupku. Tak terhitung seberapa banyaknya. 

Aku ingat sekali bagaimana air mataku mengalir deras setelah kelulusan, bersamaan dengan diangkutnya barang-barangku untuk kembali ke daerah asal. Di sepanjang perjalanan memori tentang Bandung bersama teman-teman diputar tanpa seizinku. Saat itu aku berpikir, entah kapan aku akan mengunjungi kota ini lagi. 

Aku tak mengerti bagaimana semesta bekerja. Tak butuh waktu lama, hanya 2 bulan, aku kembali lagi ke kota ini. Masih di daerah yang sama, hanya berpindah sedikit. Hingga tahun ke-5, setelah program yang kuikuti selesai, aku harus kembali. Sama seperti tadi, ada saja air mata yang tumpah ketika aku meninggalkan kota ini. Entah mengapa, apakah aku yang terlalu mencintai kota ini, atau justru ia yang selalu rindu denganku? 

Kuputuskan untuk kembali ke Bandung, 1 bulan saja, tak lama, untuk menyelesaikan sedikit lagi salah satu impianku. Memang rencanaku hanya sebulan, hanya pada awal tahun ke-6 pertemuanku dengan Bandung. Tapi ternyata sekarang sudah menuju akhir bulan ke-6 di tahun ke-6. 

Bandungku, aku kembali padamu. 

Entah, aku juga tak mengerti apa yang menjadikanku seperti ini. Kadang aku juga berpikir, akan sampai kapan aku di sini? Apakah aku akan sementara di sini? Atau justru aku akan menetap? Sejujurnya aku benar-benar tidak tahu. Aku hanya harus banyak bersyukur. Kota ini indah, indah sekali, menyejukkan yang bukan hanya dari suhu daerahnya saja, melainkan iklim keagamaan, dan di sini Allah terus menerus pertemukan aku dengan orang-orang baik. Makanannya enak sekali dan beragam, saat di rooftop dulu, aku bisa melihat sudut-sudut Kota Bandung hingga 360° dan sejauh mata memandang, yang aku lihat adalah pegunungan yang mengelilingi kota ini. Masyaallah. 

Ah sepertinya memang aku yang sudah terlalu jatuh cinta dengannya. Bandung, apakah kau ingin aku menetap di tempatmu selamanya? 

Biarlah waktu yang menjawab bersamaan dengan takdir yang digariskan. 


Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer