blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

Apresiasi
Sadar Diri Saja
Doa-doa Baik
Belajar dari Jalanan
Standar Pencarian
Hai Kamu
Luput
Menjadi
Rumah dan Sebuah Kata Pulang
Sebelum Kita Bertemu

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Ruang Tunggu
23 October, 2022 • 0 comment {s}


Ruang Tunggu


Ribuan siang dan malam

Kukubur dalam-dalam

Akan sebuah pengharapan


Namun lirih suara sendu itu,

Dalam hati bagai kidung

Yang menyebutkan namamu


Pendar cahaya lampu lilin

Menyelimuti tangis dalam hati

Kala kelebat bayangmu yang samar-samar

Muncul tanpa permisi dalam pikiranku


Derai hujan yang turun

Seolah mengerti

Menemani jiwa yang koyak

Tak dapat bersatu


Jutaan tanya ternyata mampu

Membungkus harapku


Sepoi angin yang syahdu

Merasuki jiwa yang sedang terbelenggu

Ini tentangmu


Di sini, di ruang tunggu

Ruang dimana aku

Akan menemukan jawaban

Atas segala pertanyaan akan harapku

Yang juga dibersamai waktu


📝: diananurfatwa (dengan beberapa pengubahan)

🎙️: auliasuciw


---

Galau to the max!!! :')


Berawal dari komenin story salah satu adik yang puisinya dijadiin semacam apa ya namanya, puisi yang diiringi lagu gitu.


Aslinya, ga sepanjang itu. Tadinya cuma mau perbaiki beberapa kata aja/ganti diksi yang lebih cocok. Eh naha jadi panjang:')


Duh senengnya ya punya temen yang sehobi terus mau diajak jalan bareng:')

Selama ini, ku merasa sendiri~

Wkwk ya emang dah biasa juga sih.

*Ini serius tanpa ada maksud lain. Ga banyak orang yang mau dan suka nulis. Yaaa walaupun aku juga lebih sering curhat daripada ningkatin skill kepenulisannya. Awokwok.

Labels:



Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer