blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

HGN 2022
Sakit
Mahalnya Sebuah Kepercayaan
Allah Bersamamu
Pesan
Mengutuk Kegelapan
Ruang Tunggu
Apresiasi
Sadar Diri Saja
Doa-doa Baik

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Surat Untuk Lelaki Teduh
04 December, 2022 • 0 comment {s}


Hai. Bagaimana kabarmu? Semoga hari-harimu menyenangkan ya.


Entah di bagian bumi yang mana saat ini kau berada, entah kapan kita 'kan bertemu dan entah siapa dirimu, semoga kita bisa terus menabung doa dan rindu.


Katanya, manusia itu pembelajar sepanjang hayat ya? Oleh sebab itu, aku ingin kau tahu, saat ini aku sedang berusaha untuk terus belajar dan belajar. Tak hanya belajar di bangku formal, saat ini aku banyak belajar mengenai hidup, salah satunya melalui pengalaman.


Aku belajar untuk mandiri, berusaha menghidupi diriku sendiri dan berbagi pada orang lain. Aku belajar untuk mandiri, agar kelak dirimu tak kurepotkan dengan perkara-perkara yang remeh. Kau bisa terus melanjutkan pekerjaanmu, meniti tangga karirmu. 


Aku belajar untuk memahami manusia, selain untuk diriku, itu juga untukmu, untuk keluarga kecil kita kelak. Aku ingin menjadi orang yang aman bagi dirimu dan nanti anak-anak kita. Aku ingin menjadi sosok yang mampu menenangkan, penengah saat ada masalah, pemecah kebuntuan, yang juga penuh kasih sayang. Manusia itu unik ya? Aku ingin menjadi sosok yang mampu menempatkan diri dengan baik, memiliki empati, dan memahami emosi-emosi pada diriku, kau, maupun keluarga kita nanti.


Aku belajar untuk memahami makna sabar juga syukur, karena aku yakin di kehidupan kita kelak, roda itu akan terus dipergilirkan. Tak melulu kita berada di atas, kita juga harus mempersiapkan untuk segala kejatuhannya. Aku sedang belajar untuk itu, ya, bukan hal yang mudah bagiku, tapi aku akan berusaha untuk itu.


Aku belajar untuk menata diri, baik itu penampilan maupun akhlak. Mungkin, aku tak secantik kebanyakan wanita di luar sana, tapi aku ingin menawan bagi pandanganmu, juga aku ingin cantik dari akhlak yang terpancar. Perkataan juga bagian dari akhlak menurutku. Semoga aku mampu lulus belajar untuk berbicara yang baik agar kelak tak ada perkataanku yang menyakitimu ataupun anak-anak kita. Semoga hal itu mampu menyenangkan dan menenangkanmu. Doakan aku ya!


Aku belajar untuk mengelola finansial. Aku tak suka perkara boros, riba, maupun utang piutang. Aku harus cerdas mengelola keuangan, karena kita harus senantiasa merasa cukup, cukup untuk memenuhi tiap pos-pos pengeluaran dan menyiasatinya. Aku tahu, mungkin ke depan perkara finansial ini akan menjadi hal yang cukup krusial bagi keluarga kita, tapi aku yakin Allah sudah menakar itu dengan sebaik-baiknya, tugas kita hanya mengikhtiarkannya kan? Semoga perkara nafkah itu mampu menjadi jalan juangmu nanti.


Aku belajar mengenai urusan rumah tangga. Aku sudah bisa menyelesaikan urusan-urusan domestik. Kata salah satu teman guru di tempatku mengajar, beliau pernah menyatakan bahwa urusan domestik rumah tangga itu adalah jalan jihadnya sebagai istri. Perkataan itu sangat menghujam dalam, dan membuatku membenarkan juga menginspirasiku untuk kelak berbuat demikian. Toh ibuku pun melakukan hal yang sama, memiliki pandangan yang sama mengenai hal tersebut. Lagi pula, dengan aku mampu menyelesaikan urusan domestik itu, kita mungkin tak perlu menyewa khadimah dan dapat dialokasikan ke pos pengeluaran yang lain.


Dulu aku belajar mengendarai kendaraan, saat ini aku baru bisa mengendarai sepeda dan motor. Kau tahu mengapa? Selain aku tak ingin merepotkan orang lain, itu juga supaya aku tak dibonceng laki-laki lain selain mahramku tanpa alasan syari. Aku ingin terjaga untukmu.


Oh ya, aku juga belajar masak. Aku punya cita-cita bahwa kelak aku mampu menyediakan makanan untukmu dan anak-anak kita. Dulu hingga sekarang, aku selalu bangga memakan masakan ibuku, dan ya aku ingin seperti ibu yang nanti akan dibanggakan oleh anaknya karena masakan yang kubuat. Semoga saja ya.


Aku bukan manusia sempurna. Banyak kurangnya, banyak sekali. Karena itu juga, kadang aku merasa tak pantas untuk kelak menjadi bagian dari hidupmu. Maukah kamu menerima itu? Akankah nanti keluargamu menerima keberadaanku juga keadaan keluargaku? 


Sungguh aku banyak kurangnya. Jangan pernah silau akan apapun tentangku. Sekecil apapun. Karena yang aku tampilkan memang hanya yang baik-baiknya saja, manusiawi kan? Bersiapkah kamu?


Masih banyak yang harus aku pelajari juga perbaiki,  semoga aku terus belajar hingga kau tiba nanti, dan kuharap kau pun juga.


Memang manusia itu harus terus belajar. Aku ingin mampu dalam banyak hal, oleh sebab itu aku harus terus belajar. 


Aku tak ingin menyaingimu, sama sekali tak ada keinginan untuk itu. Aku hanya ingin membantumu kelak, karena bagiku, kita adalah saling. Aku adalah pakaian untukmu, dan kamu adalah pakaian untukku. Kita adalah dua insan yang tak sempurna bersatu untuk saling menyempurnakan. Aku hanya ingin memaksimalkan segala hal yang kubisa untuk meraih ridhomu atas baktiku. Karena saat kita menjadi satu, ridhomu adalah ridho-Nya, dan aku hanya menginginkan itu.


Terima kasih karena kamu sudah mampu bertahan melawan segala macam ujian dan semoga kelak saat kita bertemu, kita berada pada kondisi keimanan terbaik.


Selamat berjuang, belajar, dan bertahan. Kita akan bertemu, aku yakin itu. Di waktu dan kondisi yang tepat. 


Untuk menuju tahapan amal selanjutnya, semoga kita telah selesai dari diri masing-masing, semoga kita bisa bertemu di dunia, ya! Wah, banyak sekali semoga yang kusemogakan. Semoga Allah kabulkan.


Aku ingin mengumpulkan bekal bersama menuju syurga. Bersamamu:)


---


Untuk lelaki teduh, di ujung sana.

Kapan kita akan bertemu?



Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer