
Bantuan
05 January, 2023
•
0 comment {s}
Kamu tahu, tingkat tertinggi dari empati, peduli, kasih sayang, cinta, apapun yang berhubungan dengan itu?
Menurutku adalah saat kamu memahami kebutuhan orang yang kamu kasihi, tanpa banyak bicara, tak melulu tentang hadiah atau waktu yang selalu bersama, ataupun tepukan pundak. Hal tersebut bagiku adalah tentang pertolongan, tentang aksi nyata.
Bahasa kerennya adalah act of service. Jika tak setuju, dipersilahkan, ini pendapatku. Tapi memang aku juga membenarkan untuk membangun kelekatan dengan kesemua bahasa tersebut.
Dulu, aku dibesarkan bukan dalam kata-kata manis nan indah, ucapan selamat, ungkapan kebahagiaan, pun lainnya. Sangat jarang. Tapi yang selalu aku saksikan bagaimana kedua orangtuaku selalu menjadi yang utama, yang terdepan, tempat pulang saat aku dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Mungkin sepanjang perjalanan kita diam saja, tapi rasanya hati ini sudah saling tertaut. Hal-hal kecil: mengikatkan tali gamisku, mengantar ke stasiun/halte, dan kebaikan yang lain, justru itu sangat berkesan dan menyentuh dalam sekali bagiku.
---
Aku mudah tersentuh dengan kebaikan-kebaikan manusia. Bukan hanya kata-kata manis penuh kebohongan, melainkan tindakan baik manusia-manusia bumi. Yang tanpa banyak bicara memberikan tempat duduknya bagi wanita, anak-anak, dan para lansia, yang memapah seseorang di kursi roda untuk menaiki kereta, yang diam-diam meringankan ongkos perjalanan, membersamai saat terjebak tak diperbolehkan masuk, memberi tumpangan, dan banyak hal lain.
Bantuan yang diberikan secara nyata, tanpa diumbar apalagi dibesar-besarkan, nampaknya jauh lebih tulus. Dan aku hanya bisa tersenyum, mengamati dari tempat dudukku. Betapa indahnya. Semoga Allah balas dengan kebaikan berlipat ganda.
Kamu tahu, tingkat tertinggi dari empati, peduli, kasih sayang, cinta, apapun yang berhubungan dengan itu?
Menurutku adalah saat kamu memahami kebutuhan orang yang kamu kasihi, tanpa banyak bicara, tak melulu tentang hadiah atau waktu yang selalu bersama, ataupun tepukan pundak. Hal tersebut bagiku adalah tentang pertolongan, tentang aksi nyata.
Bahasa kerennya adalah act of service. Jika tak setuju, dipersilahkan, ini pendapatku. Tapi memang aku juga membenarkan untuk membangun kelekatan dengan kesemua bahasa tersebut.
Dulu, aku dibesarkan bukan dalam kata-kata manis nan indah, ucapan selamat, ungkapan kebahagiaan, pun lainnya. Sangat jarang. Tapi yang selalu aku saksikan bagaimana kedua orangtuaku selalu menjadi yang utama, yang terdepan, tempat pulang saat aku dalam kondisi yang tidak baik-baik saja.
Mungkin sepanjang perjalanan kita diam saja, tapi rasanya hati ini sudah saling tertaut. Hal-hal kecil: mengikatkan tali gamisku, mengantar ke stasiun/halte, dan kebaikan yang lain, justru itu sangat berkesan dan menyentuh dalam sekali bagiku.
---
Aku mudah tersentuh dengan kebaikan-kebaikan manusia. Bukan hanya kata-kata manis penuh kebohongan, melainkan tindakan baik manusia-manusia bumi. Yang tanpa banyak bicara memberikan tempat duduknya bagi wanita, anak-anak, dan para lansia, yang memapah seseorang di kursi roda untuk menaiki kereta, yang diam-diam meringankan ongkos perjalanan, membersamai saat terjebak tak diperbolehkan masuk, memberi tumpangan, dan banyak hal lain.
Bantuan yang diberikan secara nyata, tanpa diumbar apalagi dibesar-besarkan, nampaknya jauh lebih tulus. Dan aku hanya bisa tersenyum, mengamati dari tempat dudukku. Betapa indahnya. Semoga Allah balas dengan kebaikan berlipat ganda.
Post a Comment