
Gunung dan Pantai
09 January, 2023
•
0 comment {s}
Kamu tim gunung atau pantai?
Aku sudah jatuh cinta sejak lama dengan gunung. Ia begitu gagah, berani, dan tenang. Ia sejuk, membuat orang suka berlama-lama dan indah apalagi jika dihiasi kabut dengan hamparan hijau. Perpaduan yang sangat tepat antara birunya langit dan hijaunya pepohonan. Ditambah lagi gemercik aliran mata airnya. Aku suka, suka sekali. Tapi di gunung banyak nyamuk dan hewan buas. Untuk berkemah pun, suhunya rendah sekali. Aku cukup payah untuk itu.
Cita-citaku saat masih SD: punya rumah di kaki gunung, depannya sungai yang jernih, kanan kirinya kebun dan sawah. Ya maklum saja, di daerahku tak ada yang seperti itu. Hanya bisa aku lihat dari balik jendela kereta saja, itupun hanya saat mudik. Tapi jika dipikir-dipikir, akan bahagia dan sehat ya, hidup sebagai manusia desa. Tapi apakah manusia modern mampu melepas segala kemudahan komunikasi, akses, dan dinamika hidup yang begitu cepat untuk menetap di tempat yang seperti itu?
---
Pantai itu panas, debur ombaknya indah namun menakutkan, pasirnya pun kadang ikut terbawa saat berenang dan agak merepotkan saat mencuci. Sepoi anginnya sejuk, apalagi menuju sore hari. Jika menyelam lebih jauh lagi, akan ada hewan buas. Tapi aku belum pernah berenang langsung di pantainya. Dulu aku pernah naik perahu, ternyata seram juga ya, kepalaku rasanya oleng. Untung tidak mabuk laut.
Kenapa banyak orang lebih menyukai pantai ya? Tetap saja, pantai itu misterius.
Eh tapi gunung pun juga sama.
Alam menyimpan banyak rahasia.
Gunung indah dengan pemandangan matahari terbitnya.
Pantai indah dengan pemandangan matahari tenggelamnya.
---
Katanya,
"Teh Aul, jangan berhenti nulis ya."
Rasanya, aku sedang tidak berada dalam kondisi yang baik untuk menulis. Bosan itu datang juga.
Ah aneh. Tak biasanya.
Kayanya ini tulisan tertidak niat deh.
Gapapa, gapapa.
Biar kamu tahu, menulis itu tak selamanya yang indah-indah saja.
Labels: Random
Kamu tim gunung atau pantai?
Aku sudah jatuh cinta sejak lama dengan gunung. Ia begitu gagah, berani, dan tenang. Ia sejuk, membuat orang suka berlama-lama dan indah apalagi jika dihiasi kabut dengan hamparan hijau. Perpaduan yang sangat tepat antara birunya langit dan hijaunya pepohonan. Ditambah lagi gemercik aliran mata airnya. Aku suka, suka sekali. Tapi di gunung banyak nyamuk dan hewan buas. Untuk berkemah pun, suhunya rendah sekali. Aku cukup payah untuk itu.
Cita-citaku saat masih SD: punya rumah di kaki gunung, depannya sungai yang jernih, kanan kirinya kebun dan sawah. Ya maklum saja, di daerahku tak ada yang seperti itu. Hanya bisa aku lihat dari balik jendela kereta saja, itupun hanya saat mudik. Tapi jika dipikir-dipikir, akan bahagia dan sehat ya, hidup sebagai manusia desa. Tapi apakah manusia modern mampu melepas segala kemudahan komunikasi, akses, dan dinamika hidup yang begitu cepat untuk menetap di tempat yang seperti itu?
---
Pantai itu panas, debur ombaknya indah namun menakutkan, pasirnya pun kadang ikut terbawa saat berenang dan agak merepotkan saat mencuci. Sepoi anginnya sejuk, apalagi menuju sore hari. Jika menyelam lebih jauh lagi, akan ada hewan buas. Tapi aku belum pernah berenang langsung di pantainya. Dulu aku pernah naik perahu, ternyata seram juga ya, kepalaku rasanya oleng. Untung tidak mabuk laut.
Kenapa banyak orang lebih menyukai pantai ya? Tetap saja, pantai itu misterius.
Eh tapi gunung pun juga sama.
Alam menyimpan banyak rahasia.
Gunung indah dengan pemandangan matahari terbitnya.
Pantai indah dengan pemandangan matahari tenggelamnya.
---
Katanya,
"Teh Aul, jangan berhenti nulis ya."
Rasanya, aku sedang tidak berada dalam kondisi yang baik untuk menulis. Bosan itu datang juga.
Ah aneh. Tak biasanya.
Kayanya ini tulisan tertidak niat deh.
Gapapa, gapapa.
Biar kamu tahu, menulis itu tak selamanya yang indah-indah saja.
Labels: Random
Post a Comment