SPN 7 - Masjid Nurul Ashri
Oleh: Choqi Isyraqi
Resume
Beberapa problematika rumah tangga yang kerap ditemui yakni:
1. Kondisi finansial yang bermasalah
2. Perbedaan sifat antara suami dan istri yang dapat memicu konflik
3. KDRT
4. Perselingkuhan, konflik dengan orang ketiga (mertua, tetangga, dll)
5. Perbedaan pola pengasuhan
Sebelum membahas mengenai permasalahan rumah tangga, harus mengingat kembali mengenai tujuan berumah tangga, salah satunya adalah untuk mencapai ketenangan (sakinah) dan saling menenangkan, selain tujuan utama untuk beribadah kepada Allah dan saling membantu untuk semakin taat pada Allah.
Sakinah akan menjadi kunci dalam rumah tangga yang kemudian akan melahirkan mawaddah (cinta kasih) warahmah (dan rahmat).
Produktivitas tingkat tinggi dalam rumah tangga adalah saat ia dapat merasakan ketenangan, ketentraman, dan kenyamanan.
"Pernikahan yang tentram adalah yang penuh dengan permasalahan dan masalahnya diselesaikan bersama."
---
Problematika dalam rumah tangga muncul salah satunya adalah karena salah ekspektasi mengenai menikah:
1. Menikah untuk menyelesaikan masalah
2. Pasangan saya akan menyelesaikan masalah yang saya hadapi
3. Saya akan dilayani setiap saat oleh pasangan saya.
Jika ekspektasi tersebut tidak terwujud, maka akan banyak tuntutan dalam pernikahan. Padahal seharusnya adalah saling menuntun, bukan menuntut. Karena setelah menikah, kita adalah partner untuk menuju surga-Nya Allah, dengan memudahkan ibadah, dan berlomba dalam ketaatan.
Permasalahan rumah tangga juga muncul akibat adanya masalah kecil maupun besar: menyimpan handuk sembarangan, menyimpan barang tidak pada tempatnya, selingkuh, pengkhianatan, kdrt, tidak menafkahi, adanya perbedaan prinsip dalam berumah tangga, dll.
Mengapa masalah itu bisa membesar? Bisa jadi itu adalah dari akumulasi masalah-masalah kecil yang tidak diselesaikan hingga memenuhi tangki emosi dan tidak disalurkan sehingga ia bisa meledak begitu saja.
---
Lalu, bagaimana cara kita menyelesaikan masalah-masalah tersebut?
1. Harus memahami tujuan pernikahan, ekspektasi harus dijaga agar tidak melampaui batas.
2. Belajar ilmu-ilmu pernikahan: fiqh munakahat, cara komunikasi yang baik, manajemen emosi, finansial, waktu, dll.
3. Mengenal diri
4. Menentukan tujuan hidup (visi)
5. Mencari calon pasangan yang sesuai
6. Mempelajari teknik pernikahan
Langkah-langkah menyelesaikan masalah pernikahan setelah menikah:
1. Menyatukan persepsi atas apa yang dianggap sebagai masalah
2. Menyampaikan apa yang kita rasakan
3. Menyampaikan harapan yang kita inginkan
4. Mencari solusi bersama
5. Komitmen dan evaluasi bersama
Pernikahan itu adalah tantangan yang berat. Karenanya, hanya bisa dilakukakan oleh orang-orang yang memiliki kapasitas untuk itu. Dengan belajar untuk meningkatkan kapasitas diri, karena fase baru selalu menantang dimana salah satu syaratnya adalah aqil baligh (matang, dewasa pemikirannya).
Pernikahan bukanlah untuk anak-anak atau orang dewasa yang kekanak-kanakan. Dewasakanlah diri sebelum menikah dengan menambah ilmu dan menguatkan iman agar tercipta pernikahan yang penuh ketentraman.
Kembangkan kapasitas diri untuk memiliki kemampuan berpikir, dimana hal tersebut akan membangun mental dan keberanian untuk terbuka & berkomunikasi.
"Pernikahan itu adalah untuk mencapai ridho Allah, untuk saling membantu dan mendukung dalam melaksanakan ibadah, juga dakwah dari keluarga untuk ummat."
Labels: SPN
Post a Comment