
Udah Jalani Aja
26 February, 2023
•
0 comment {s}
"Udah, jalani aja."
"Udah, lakuin aja gausah banyak tanya."
"Udah, selesaikan aja jangan banyak ngeluh."
Dan perkataan-perkataan sejenis.
Bagi seorang overthinker, perencana yang sistematis yang hidupnya penuh dengan aturan ini dan itu, rasanya sulit sekali ya.
Hidup yang terlalu dinamis itu, memang sebenarnya merepotkan, karena terlalu banyak tantangan yang harus diselesaikan.
Akhir-akhir ini fenomena: waktu yang seolah terus mengajak berlari, mengambil keputusan yang cepat, hancurnya rencana, itu seolah hal yang sudah biasa karena terlalu seringnya.
Mari kita maknai lagi hidup yang, yaudahlah jalanin aja, yaudahlah ngalir aja, yaudahlah kerjain aja nanti juga beres. Entah menjadi manusia pasrah, realistis, atau lelah dengan hidup. Hahaha.
Tapi akhir-akhir ini aku membenarkannya, meresapi, dan mengaplikasikan ke-yaudah-an itu. Dan ya benar, ternyata kita hanya perlu untuk terus berjalan. Mengambil langkah pada tiap harinya, walaupun kecil dan biasa saja, berproses walau hanya 1%.
Kita bukan Sangkuriang yang mampu membangun candi hanya dalam semalam. Memang, semuanya butuh proses. Dan yang pasti harus dikerjakan, bukan cuma dipikirin doang!
Semua ini terinspirasi dari kisah pengajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa (QS. Al-Kahf: 60-82). Ikuti saja alurnya, tak semuanya disampaikan sebelum kamu paham. Tak melulu disuapi. Hikmah atau pelajaran mungkin akan kamu temui setelah kamu menyelesaikan urusan-urusan itu.
---
Ohya, sejauh apapun kamu pergi, jangan lupa pulang.
Senyaman apapun kamu di tempat yang baru, tetap yang paling nyaman adalah tempat berasal: rumah.
Beberapa potong ayam kecap bumbu cinta buatan ibuku pun rasanya cukup menjadi pemantik bulir air mata ini untuk turun.
Hft. Belum juga sampai, tapi aku sudah rindu lagi.
Ya Rabb, jagalah kedua orangtuaku dan adik-adik dengan penjagaan terbaik. Aamiin.
---
Di atas gerbong kereta api
Perjalanan Bekasi - Bandung
(yang melelahkan)
Ah, dasar baperan!
"Udah, jalani aja."
"Udah, lakuin aja gausah banyak tanya."
"Udah, selesaikan aja jangan banyak ngeluh."
Dan perkataan-perkataan sejenis.
Bagi seorang overthinker, perencana yang sistematis yang hidupnya penuh dengan aturan ini dan itu, rasanya sulit sekali ya.
Hidup yang terlalu dinamis itu, memang sebenarnya merepotkan, karena terlalu banyak tantangan yang harus diselesaikan.
Akhir-akhir ini fenomena: waktu yang seolah terus mengajak berlari, mengambil keputusan yang cepat, hancurnya rencana, itu seolah hal yang sudah biasa karena terlalu seringnya.
Mari kita maknai lagi hidup yang, yaudahlah jalanin aja, yaudahlah ngalir aja, yaudahlah kerjain aja nanti juga beres. Entah menjadi manusia pasrah, realistis, atau lelah dengan hidup. Hahaha.
Tapi akhir-akhir ini aku membenarkannya, meresapi, dan mengaplikasikan ke-yaudah-an itu. Dan ya benar, ternyata kita hanya perlu untuk terus berjalan. Mengambil langkah pada tiap harinya, walaupun kecil dan biasa saja, berproses walau hanya 1%.
Kita bukan Sangkuriang yang mampu membangun candi hanya dalam semalam. Memang, semuanya butuh proses. Dan yang pasti harus dikerjakan, bukan cuma dipikirin doang!
Semua ini terinspirasi dari kisah pengajaran Nabi Khidir kepada Nabi Musa (QS. Al-Kahf: 60-82). Ikuti saja alurnya, tak semuanya disampaikan sebelum kamu paham. Tak melulu disuapi. Hikmah atau pelajaran mungkin akan kamu temui setelah kamu menyelesaikan urusan-urusan itu.
---
Ohya, sejauh apapun kamu pergi, jangan lupa pulang.
Senyaman apapun kamu di tempat yang baru, tetap yang paling nyaman adalah tempat berasal: rumah.
Beberapa potong ayam kecap bumbu cinta buatan ibuku pun rasanya cukup menjadi pemantik bulir air mata ini untuk turun.
Hft. Belum juga sampai, tapi aku sudah rindu lagi.
Ya Rabb, jagalah kedua orangtuaku dan adik-adik dengan penjagaan terbaik. Aamiin.
---
Di atas gerbong kereta api
Perjalanan Bekasi - Bandung
(yang melelahkan)
Ah, dasar baperan!
Post a Comment