Setelah ngobrol panjang lebar tentang: anak, lingkungan, keluarga, fenomena sosial, pendidikan, dll. Akhirnya, aku dihantui dengan pertanyaan,
"Kakak kapan atuh?"
Pertanyaan yang tak mesti jelas diksinya, tapi aku paham akan mengarah kemana. Dan jawabku hanya untuk minta didoakan atau kubalas dengan senyuman.
"Hayu atuh kakak, umur juga udah cukup kan kak? Kakak punya kriteria calon yang kayak gimana ga? Terus kakak nanti yang pilih kayak pacaran atau apa itu teh kak kalo di Islam tuh?"
Hwaaa rasanya aku ingin segera kabur dari tempat itu wkwkwkwk. Rasanya agak aneh kalau topik bahasan beralih, tapi sadar juga kalo hal yang seperti ini tak lagi bisa dihindari.
"Kriteria ya, bu? Insyaallah ada. Mmm saya gamau kalau pacaran bu, mungkin yang dimaksud itu 'taaruf' ya bu?"
"Iya kak. Oiya kak, kemarin ibu sempat ngobrol sama Kak ***, dia nanyain kakak."
Loh loh kenapa jadi bahasannya kemana-mana bu:')
"Terus ibu suruh main aja buat ketemu Ka Aul. Kayanya dia memendam rasa deh ke Ka Aul dari jaman kuliah."
Lah kok? Agak ga percaya aja kalau ada orang-orang setipe kayak yang ibu ini bicarakan. Masa sih? Perasaan saat dulu kuliah aku ga banyak tingkah:(
Seketika aku jadi ingat orang yang mirip seperti yang diceritakan, tapi dia lebih komedi lagi, dengan jadi penonton setia SG-ku walau tak mutualan. Ah ada-ada saja orang-orang.
"Terus kata dia, "Kayanya sulit bu buat dekatin Aul." Ibu bilang aja, coba dulu kak."
Jadi ibu ini teh mau comblangin aku apa gimana? Wkwkwk.
Aku masih merasa belum cukup akan bekal persiapannya. Tapi alasan seperti itu nampaknya akan mudah dipatahkan oleh orang-orang.
"Kak, kalau nunggu siap dan cukup ilmu, sampai kapan? Nah itu yang buat untuk terus belajar setelahnya. Ayo kak, coba dulu aja. Kalau kita ga berani mencoba, kita gaakan tau."
Iya juga bu, tapi...
Ah masih banyak tapinya.
---
Di percakapan lain pun, sama.
"Ayo, Aul kapan atuh? Nunggu apa lagi? Perlu saya bantu carikan?"
"Bu Aul kurangnya cuma 1: belum ada pendamping." Wkwkwkwkwk kena mental banget gak siy.
"Aku rasa, Teh Aul sudah pantas." Celoteh salah seorang teteh yang telah lebih dulu berlayar.
Dan semua kalimat ajakan untuk meniqaaaaaa. Omg.
Doakan aku ya agar segera diyakinkan untuk...
Mengambil langkah!
Maaf juga kalau akhir-akhir ini bahasanku jadi lebih sering ke yang kayak ginian, karena orang-orang sekitarku bahasnya kayak gitu mulu. Jadi weh ikut-ikutan:')
---
Entri yang aneh, sepertinya ini gaakan lama dipostnya haha.
Post a Comment