
Teman
09 March, 2023
•
0 comment {s}
"Teh, gapapa aku main lagi?"
"Main lah sini, sudah ditunggu sejak tadi."
---
Tentang takdir dan pertemuan memang luar biasa ya!
Beliau adalah salah satu kenalanku dulu, tak disangka ternyata rumah beliau cukup dekat dengan tempat tinggalku saat ini. Yang yaa, tak kupungkiri aku butuh teman untuk berinteraksi secara langsung, karena lingkunganku saat ini tak lagi ramai seperti dulu.
Beliau adalah orang yang luar biasa, ayahnya adalah seorang dosen, ibunya sudah tiada saat pandemi covid beberapa tahun lalu. Beliau lulusan salah satu universitas di Kanada. Begitu pula, kakak dan adiknya. Suaminya lulusan kampus ternama di Jogja yang saat ini telah selesai studi lanjut dari kampus gajah.
Gelar pendidikan yang mentereng, tak membuat beliau tinggi hati. Justru sebaliknya, beliau sangat halus dan lembut sekali dalam bertutur, tak pernah kulihat marah, dan senantiasa sabar. Beliau dewasa sekali.
Akhir-akhir ini aku sering mengunjungi beliau, selain untuk bermain dengan anaknya, aku juga ingin melihat dan mendengar bagaimana kehidupannya menjadi seorang ibu yang juga LDR dengan suaminya. Waktu kunjunganku terbatas, karena Sabtu Ahad adalah waktu beliau bersama suami, sebisa mungkin aku menghindari waktu tersebut untuk berkunjung.
Dan yaa, melihat realita menjadi seorang ibu memang tidak mudah. Aku kerap kali menanyakan bagaimana perasaan beliau menjadi seorang ibu, bagaimana kesibukannya, mengenai hubungan jarak jauh, juga mengenai rencananya dalam berkarir akan seperti apa.
Sampailah di kesimpulan, bahwa tak mudah merawat anak manusia tapi bukan berarti tak bisa dilakukan dan merupakan beban yang berat.
Menjadi full time mom, nampaknya merupakan keputusan luar biasa dan bukanlah perkara remeh. Begitupun keputusan untuk tetap berkarya di luar rumah, tak mudah meninggalkan anak dalam durasi waktu sekian lama.
Ah menarik. Aku melihat itu semua, bertemu banyak orang (terlebih para orangtua) adalah suatu pelajaran yang sangat berharga bagiku. Berbagi cerita dengan mereka (yang sangat banyak pengalamannya) dan melihat pola asuh yang diterapkan pada masing-masingnya kadang membuatku berpikir, "Kelak aku akan mendesain lingkungan keluarga yang seperti apa?"
Menjadi observer itu seru juga ya. Apalagi jika mencampurkan antara teori-teori itu dengan praktik di lapangan.
Aku tak bisa menilai atau bahkan menyalahkan siapapun. Karena tugasku sekarang adalah untuk melihat dan mendengar, memilah mana yang baik untuk diambil dan mana yang buruk untuk sebisa mungkin dihindari.
"Teh, gapapa aku main lagi?"
"Main lah sini, sudah ditunggu sejak tadi."
---
Tentang takdir dan pertemuan memang luar biasa ya!
Beliau adalah salah satu kenalanku dulu, tak disangka ternyata rumah beliau cukup dekat dengan tempat tinggalku saat ini. Yang yaa, tak kupungkiri aku butuh teman untuk berinteraksi secara langsung, karena lingkunganku saat ini tak lagi ramai seperti dulu.
Beliau adalah orang yang luar biasa, ayahnya adalah seorang dosen, ibunya sudah tiada saat pandemi covid beberapa tahun lalu. Beliau lulusan salah satu universitas di Kanada. Begitu pula, kakak dan adiknya. Suaminya lulusan kampus ternama di Jogja yang saat ini telah selesai studi lanjut dari kampus gajah.
Gelar pendidikan yang mentereng, tak membuat beliau tinggi hati. Justru sebaliknya, beliau sangat halus dan lembut sekali dalam bertutur, tak pernah kulihat marah, dan senantiasa sabar. Beliau dewasa sekali.
Akhir-akhir ini aku sering mengunjungi beliau, selain untuk bermain dengan anaknya, aku juga ingin melihat dan mendengar bagaimana kehidupannya menjadi seorang ibu yang juga LDR dengan suaminya. Waktu kunjunganku terbatas, karena Sabtu Ahad adalah waktu beliau bersama suami, sebisa mungkin aku menghindari waktu tersebut untuk berkunjung.
Dan yaa, melihat realita menjadi seorang ibu memang tidak mudah. Aku kerap kali menanyakan bagaimana perasaan beliau menjadi seorang ibu, bagaimana kesibukannya, mengenai hubungan jarak jauh, juga mengenai rencananya dalam berkarir akan seperti apa.
Sampailah di kesimpulan, bahwa tak mudah merawat anak manusia tapi bukan berarti tak bisa dilakukan dan merupakan beban yang berat.
Menjadi full time mom, nampaknya merupakan keputusan luar biasa dan bukanlah perkara remeh. Begitupun keputusan untuk tetap berkarya di luar rumah, tak mudah meninggalkan anak dalam durasi waktu sekian lama.
Ah menarik. Aku melihat itu semua, bertemu banyak orang (terlebih para orangtua) adalah suatu pelajaran yang sangat berharga bagiku. Berbagi cerita dengan mereka (yang sangat banyak pengalamannya) dan melihat pola asuh yang diterapkan pada masing-masingnya kadang membuatku berpikir, "Kelak aku akan mendesain lingkungan keluarga yang seperti apa?"
Menjadi observer itu seru juga ya. Apalagi jika mencampurkan antara teori-teori itu dengan praktik di lapangan.
Aku tak bisa menilai atau bahkan menyalahkan siapapun. Karena tugasku sekarang adalah untuk melihat dan mendengar, memilah mana yang baik untuk diambil dan mana yang buruk untuk sebisa mungkin dihindari.
Post a Comment