blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

Siapakah Itu Seorang Teman?
Perencanaan Keuangan Keluarga
Kesan
Biasa Saja
Bagaimana Bisa
Ada Kalanya
Mencari Tahu
Gini-gini Aja
Berbeda
Peran Yang Tertukar

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Melepas Kemelekatan
23 April, 2023 • 0 comment {s}


"Dijadikan terasa indah dalam pandangan manusia cinta terhadap apa yang diinginkan, berupa wanita-wanita, anak-anak, harta benda yang bertumpuk dalam bentuk emas dan perak, kuda pilihan, hewan ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga)." [QS. 3: 14].


Seperti yang pernah aku tuliskan sebelumnya, bahwa manusia dalam hidupnya memang selalu diuji melalui hal-hal yang tak ia sukai dan bahkan hal-hal yang ia sukai. 


Jika yang ia dapatkan adalah sesuatu yang tak ia sukai, ujiannya berupa sejauh mana ia mampu bersabar, bersyukur, dan senantiasa berhusnuzon atas segala takdir yang digariskan. Jika yang ia dapatkan adalah sesuatu yang ia sukai, ia juga diuji berupa sejauh mana ia senantiasa bersyukur akan nikmat dan rendah hati atas apa yang telah diberikan padanya.


Dari kutipan ayat yang telah kusebutkan di awal, hal-hal yang dijadikan indah berupa kesenangan, kenikmatan, kesukaan yang disukai oleh semua manusia di dunia ini:

1) Pasangan

2) Keturunan

3) Kekayaan (harta, benda, dan kendaraan)

Namun ketiganya juga adalah ujian (nafsu dunia) yang akan selalu dikejar oleh banyak manusia dan dianggapnya sebagai sebuah pencapaian. Hingga, ia lekatkan dunia di hatinya dan memenuhinya.


Sesak. 

Lelah.

Takkan pernah puas.

Tak berujung.


Ya memang itulah karakteristik saat mengejar dunia. Takkan ada habisnya. Hati-hati dengan rasa syukurmu, jangan sampai ia tergadaikan. Jangan sampai hancur.


---


"Lepaskanlah jubah kebanggaanmu yang sifatnya duniawi itu."

"Kesenangan tak menjadikanmu lupa, kesulitan tak membuatmu mengeluh. Bertemanlah dengan kesukaran, jika kamu bersyukur maka akan Ia tambahkan nikmat, jika menuntut maka akan Ia cabut. Senang terasa biasa saja. Sulit pun terasa biasa saja, hingga dunia itu terasa hambar dalam hatimu."


---


Betapa sulitnya melepas kemelekatan dunia itu hingga -masih dalam kutipan ayat yang sama- Allah menyandingkan dengan balasan akan sebaik-baik tempat kembali (surga) yang ada di sisi-Nya.


Sulit, sulit sekali.


Manusia (lebih tepatnya, aku) mudah meng-klaim atas apa yang telah ia usahakan, kerja kerasnya, atau bahkan atas segala hal yang masih menjadi impian dan angan-angannya. Mereka mudah menggantungkan harap, menuhankan ikhtiar, dan sulit merasa lapang jika nikmat itu dicabut, karena  merasa 'memiliki'. Mereka juga mudah kecewa akan segala hal yang terjadi di luar perencanaannya.


---


Segala yang berlebihan itu, tidak baik. Jangan biarkan dunia memperbudakmu. Hati juga perlu dinetralisir. Lepaskanlah segala lekat, kebergantungan, atau rasa kepemilikan yang semu karena hanya pada Allah-lah sebaik-baik pengharapan, bukan ada pada makhluk atau bahkan segala bentuk materi.


Segala hal yang belum terikat akan sangat mudah untuk terlepas, apalagi jika tak ada ikatan. Lepaskan. Lapangkan. Serahkan semua pada-Nya, maka kamu takkan kecewa. Hingga dunia terasa hambar di hatimu. Hingga dunia terasa hambar di hatimu.



Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer