
Yuk Nulis
26 April, 2023
•
0 comment {s}
Semakin banyak yang menulis, aku semakin suka. Semakin banyak teman-temanku yang menggunakan platform ini, aku juga semakin suka. Hei, kenapa bisa? Rasanya, aku seperti memiliki teman. Walau memang tak banyak. Dulu, saat sekolah menengah, sedikit sekali atau bahkan tidak ada temanku yang melakukan aktivitas sepertiku.
---
Biar kuceritakan lebih dulu.
Saat SMP, kalau tak salah ingat, di kelas 8, aku iseng mencari sesuatu di laman pencarian sosial media hingga aku menemukan seseorang dari Negeri Jiran untuk menjadi teman online-ku. Namanya Nurhanisah, umurnya satu tahun di atasku.
Aku bahagia sekali, itu kali pertamaku memiliki teman dari luar Indonesia. Kami melakukan chit chat via direct message, sampai pernah aku mengirimkan beberapa sms ke nomer handphonenya. Kalau tak salah, sekali mengirimkan sms biayanya bisa mencapai Rp1000, nominal yang cukup besar bagi seorang anak SMP. Beliau adalah seorang blogger yang cukup banyak memiliki followers, aku mengenal blog pertama kali darinya. Blognya indah sekali, seorang bocah SMP kala itu, terkagum-kagum melihat suatu laman di internet dengan tampilan yang sangat lucu dan super cantik hingga akhirnya aku membuat blog ini dan dengan sangat penasaran mengotak-atik segala widget, template, hingga meng-edit html-nya mengikuti tutorial-tutorial yang ada.
Masa SMP-ku dipenuhi oleh segala macam rasa penasaranku mengenai tampilan blog ini, kalau dulu, ada satu website namanya blogskin untuk mencari template-template blog siap pakai (kita hanya tinggal mengedit dan menyesuaikan sesuai selera saja), tapi entah mengapa sekarang sudah tidak ada lagi website tersebut. Akhir pekan adalah waktu yang sangat menyenangkan bagiku, aku bisa begadang dan berlama-lama menatap layar komputer untuk memenuhi rasa penasaranku.
Di masa tersebut, aku juga mengenal istilah "Blogwalking" untuk melakukan kunjungan blog, meninggalkan jejak di kolom komentar atau chatbox, mencari tutorial yang relevan, mencari favicon/freebies yang comel-comel, dan belajar basic photoshop (tapi sekarang dah lupa deh kayanya). Kebanyakan dari mereka adalah asal Malaysia, ada juga yang dari Filipina, Singapura, Indonesia juga ada cuma tak banyak (dan kalaupun ada, usianya jauh di bawah aku mungkin SD kali ya). Dengan kemampuan Bahasa Inggrisku yang pas-pasan untuk anak SMP, lucu juga kalau mengingat dulu haha.
Hingga akhirnya di kelas 9, guru TIK menugaskan kepada kami untuk membuat blog, di sana aku bahagia bukan main karena sudah lebih dulu dari teman-temanku sehingga aku bisa mengajari mereka. Blogku dulu berisi tutorial-tutorial ke-sotoy-an-ku, freebies-freebies biasa aja (tapi aku bangga karena hasil karyaku haha) hingga akhirnya aku sadar kalau aku juga bisa menuliskan hal-hal yang terjadi dalam hidupku di sini.
---
Di masa SMA, blog-ku menjelma menjadi online diary yang tak banyak orang tahu. Aku banyak menuliskan tentang peristiwa yang terjadi, kisah, hikmah, dan apapun yang aku suka. Bahkan ada juga cerpen pertamaku yang sebelumnya aku tulis di buku tulis dan akhirnya aku arsipkan di blog ini. Lucu juga kalau membaca ulang tulisan-tulisanku dulu, semuanya terarsipkan dengan rapi.
Aku tak suka keramaian, hingga akhirnya aku melipir ke platform ini untuk mencari suasana yang lebih sepi dan aku bebas untuk mengekspresikan segala hal yang sedang terjadi pada diriku. Blog ini aman, aman sekali karena hanya aku yang membacanya, mungkin beberapa teman onlineku yang lain, tapi cukup menenangkan karena mereka tak mengenalku di dunia nyata dan tak begitu peduli juga dengan apa yang aku tuliskan (saat SMA, geliat blogger sudah menurun tak lagi sama seperti dulu, orang-orang sudah memiliki kesibukannya yang lain). Tapi aku masih suka untuk ber-blogwalking dan meninggalkan jejak di blog orang lain agar berkunjung ke blogku. Saat SMA, aku masih menggunakan blog ini untuk menulis, tapi sangat jarang hingga aku kuliah.
---
Tahun 2019, kalau aku tak salah ingat. Saat menjadi pengurus di suatu organisasi mahasiswa, aku disadarkan oleh temanku yang mengatakan, bahwa aku memiliki bakat dalam menulis. Padahal saat itu, aku hanya senang ketika diperlukan untuk membuat caption. Dari sana, aku mulai memikirkan perkataannya, "Apa iya, aku suka menulis?", ingatan masa lalu-ku terputar begitu saja. Dulu, aku sangat menyukai dunia literasi. Aku suka membaca semua buku yang ada di rumah, aku suka membaca tulisan berita yang berjalan di televisi, aku suka bercerita, aku suka menulis cerita fiksi dan pernah menjuarainya. Ah ya! Menulis telah menjadi bagian hidupku sejak lama sekali. Di tahun itu pula, aku menantang diriku sendiri untuk bisa menerbitkan entri setiap hari di blog, tapi ternyata hanya berjalan beberapa hari saja, selebihnya gagal dan blog ini bukan menjadi prioritas utamaku.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya aku diberi kesempatan untuk menerbitkan beberapa buku antologi (aku lupa berapa jumlahnya, karena memang aku hanya sekadar mengikuti untuk menyalurkan cerpen atau puisi yang menganggur di blog ini ya dengan beberapa pengubahan pastinya), dan aku menyukai hal ini sampai saat ini.
Menulis, ternyata sudah menjadi obat yang sangat ampuh untuk menenangkan kemelut dalam diriku sejak lama, sejak di sekolah dasar seingatku. Saat aku tak mampu berbagi beban kepada siapapun, akhirnya aku hanya mampu menuliskan segala hal yang menyesakkan itu disertai linangan air mata yang menetes pada buku diary-ku, tak jarang juga aku mencorat-coret secara asal sebagai wujud kekesalanku. Biasanya setelah aku melakukan hal tersebut, aku merasa lebih tenang. Menulis mampu menyalurkan segala macam emosi, menulis mampu mengajakku untuk mem-validasi segala hal yang kurasakan, dengan menulis juga aku bisa menghapus dan mengedit segala kenangan buruk dan menggantikannya dengan ucapan syukur dan untaian hikmah.
---
Aku bahagia sekali, jika kutemukan teman-temanku yang memiliki bakat di bidang kepenulisan, tak harus berbakat, setidaknya mereka menyenangi dunia ini, aku sudah ikut senang. Aku suka membaca, segala macam bentuk tulisan dari yang serius sampai yang konyol, aku suka membacanya. Aku menyimpan beberapa url dari platform pribadi mereka, dan aku senang untuk mengunjungi dan membaca tulisan-tulisan mereka. Bagiku, tulisan itu cukup tulus. Ia tak perlu penilaian dan komentar dari orang lain, ia tak perlu didengar, ia yang mampu berbicara dalam sunyi. Tidak ada tulisan yang paling baik, semuanya adalah yang terbaik dari masing-masing penulisnya.
Teruslah menulis, karena tulisan itu yang mampu merekam segala peristiwa dan rasa di dalamnya. Ia yang abadi, walau pemiliknya mati. Jangan pernah takut akan apapun. Kamu bebas mengekspresikan segalanya. Kamu berhak menuliskan apapun dan orang lain tak berhak untuk mencibirnya. Teruslah menulis, hingga tulisan itu mengalir membawamu hingga damai.
Ohya, tidakkah kau ingat, firman pertama yang diturunkan-Nya mengenai apa?
Semakin banyak yang menulis, aku semakin suka. Semakin banyak teman-temanku yang menggunakan platform ini, aku juga semakin suka. Hei, kenapa bisa? Rasanya, aku seperti memiliki teman. Walau memang tak banyak. Dulu, saat sekolah menengah, sedikit sekali atau bahkan tidak ada temanku yang melakukan aktivitas sepertiku.
---
Biar kuceritakan lebih dulu.
Saat SMP, kalau tak salah ingat, di kelas 8, aku iseng mencari sesuatu di laman pencarian sosial media hingga aku menemukan seseorang dari Negeri Jiran untuk menjadi teman online-ku. Namanya Nurhanisah, umurnya satu tahun di atasku.
Aku bahagia sekali, itu kali pertamaku memiliki teman dari luar Indonesia. Kami melakukan chit chat via direct message, sampai pernah aku mengirimkan beberapa sms ke nomer handphonenya. Kalau tak salah, sekali mengirimkan sms biayanya bisa mencapai Rp1000, nominal yang cukup besar bagi seorang anak SMP. Beliau adalah seorang blogger yang cukup banyak memiliki followers, aku mengenal blog pertama kali darinya. Blognya indah sekali, seorang bocah SMP kala itu, terkagum-kagum melihat suatu laman di internet dengan tampilan yang sangat lucu dan super cantik hingga akhirnya aku membuat blog ini dan dengan sangat penasaran mengotak-atik segala widget, template, hingga meng-edit html-nya mengikuti tutorial-tutorial yang ada.
Masa SMP-ku dipenuhi oleh segala macam rasa penasaranku mengenai tampilan blog ini, kalau dulu, ada satu website namanya blogskin untuk mencari template-template blog siap pakai (kita hanya tinggal mengedit dan menyesuaikan sesuai selera saja), tapi entah mengapa sekarang sudah tidak ada lagi website tersebut. Akhir pekan adalah waktu yang sangat menyenangkan bagiku, aku bisa begadang dan berlama-lama menatap layar komputer untuk memenuhi rasa penasaranku.
Di masa tersebut, aku juga mengenal istilah "Blogwalking" untuk melakukan kunjungan blog, meninggalkan jejak di kolom komentar atau chatbox, mencari tutorial yang relevan, mencari favicon/freebies yang comel-comel, dan belajar basic photoshop (tapi sekarang dah lupa deh kayanya). Kebanyakan dari mereka adalah asal Malaysia, ada juga yang dari Filipina, Singapura, Indonesia juga ada cuma tak banyak (dan kalaupun ada, usianya jauh di bawah aku mungkin SD kali ya). Dengan kemampuan Bahasa Inggrisku yang pas-pasan untuk anak SMP, lucu juga kalau mengingat dulu haha.
Hingga akhirnya di kelas 9, guru TIK menugaskan kepada kami untuk membuat blog, di sana aku bahagia bukan main karena sudah lebih dulu dari teman-temanku sehingga aku bisa mengajari mereka. Blogku dulu berisi tutorial-tutorial ke-sotoy-an-ku, freebies-freebies biasa aja (tapi aku bangga karena hasil karyaku haha) hingga akhirnya aku sadar kalau aku juga bisa menuliskan hal-hal yang terjadi dalam hidupku di sini.
---
Di masa SMA, blog-ku menjelma menjadi online diary yang tak banyak orang tahu. Aku banyak menuliskan tentang peristiwa yang terjadi, kisah, hikmah, dan apapun yang aku suka. Bahkan ada juga cerpen pertamaku yang sebelumnya aku tulis di buku tulis dan akhirnya aku arsipkan di blog ini. Lucu juga kalau membaca ulang tulisan-tulisanku dulu, semuanya terarsipkan dengan rapi.
Aku tak suka keramaian, hingga akhirnya aku melipir ke platform ini untuk mencari suasana yang lebih sepi dan aku bebas untuk mengekspresikan segala hal yang sedang terjadi pada diriku. Blog ini aman, aman sekali karena hanya aku yang membacanya, mungkin beberapa teman onlineku yang lain, tapi cukup menenangkan karena mereka tak mengenalku di dunia nyata dan tak begitu peduli juga dengan apa yang aku tuliskan (saat SMA, geliat blogger sudah menurun tak lagi sama seperti dulu, orang-orang sudah memiliki kesibukannya yang lain). Tapi aku masih suka untuk ber-blogwalking dan meninggalkan jejak di blog orang lain agar berkunjung ke blogku. Saat SMA, aku masih menggunakan blog ini untuk menulis, tapi sangat jarang hingga aku kuliah.
---
Tahun 2019, kalau aku tak salah ingat. Saat menjadi pengurus di suatu organisasi mahasiswa, aku disadarkan oleh temanku yang mengatakan, bahwa aku memiliki bakat dalam menulis. Padahal saat itu, aku hanya senang ketika diperlukan untuk membuat caption. Dari sana, aku mulai memikirkan perkataannya, "Apa iya, aku suka menulis?", ingatan masa lalu-ku terputar begitu saja. Dulu, aku sangat menyukai dunia literasi. Aku suka membaca semua buku yang ada di rumah, aku suka membaca tulisan berita yang berjalan di televisi, aku suka bercerita, aku suka menulis cerita fiksi dan pernah menjuarainya. Ah ya! Menulis telah menjadi bagian hidupku sejak lama sekali. Di tahun itu pula, aku menantang diriku sendiri untuk bisa menerbitkan entri setiap hari di blog, tapi ternyata hanya berjalan beberapa hari saja, selebihnya gagal dan blog ini bukan menjadi prioritas utamaku.
Waktu terus berjalan, hingga akhirnya aku diberi kesempatan untuk menerbitkan beberapa buku antologi (aku lupa berapa jumlahnya, karena memang aku hanya sekadar mengikuti untuk menyalurkan cerpen atau puisi yang menganggur di blog ini ya dengan beberapa pengubahan pastinya), dan aku menyukai hal ini sampai saat ini.
Menulis, ternyata sudah menjadi obat yang sangat ampuh untuk menenangkan kemelut dalam diriku sejak lama, sejak di sekolah dasar seingatku. Saat aku tak mampu berbagi beban kepada siapapun, akhirnya aku hanya mampu menuliskan segala hal yang menyesakkan itu disertai linangan air mata yang menetes pada buku diary-ku, tak jarang juga aku mencorat-coret secara asal sebagai wujud kekesalanku. Biasanya setelah aku melakukan hal tersebut, aku merasa lebih tenang. Menulis mampu menyalurkan segala macam emosi, menulis mampu mengajakku untuk mem-validasi segala hal yang kurasakan, dengan menulis juga aku bisa menghapus dan mengedit segala kenangan buruk dan menggantikannya dengan ucapan syukur dan untaian hikmah.
---
Aku bahagia sekali, jika kutemukan teman-temanku yang memiliki bakat di bidang kepenulisan, tak harus berbakat, setidaknya mereka menyenangi dunia ini, aku sudah ikut senang. Aku suka membaca, segala macam bentuk tulisan dari yang serius sampai yang konyol, aku suka membacanya. Aku menyimpan beberapa url dari platform pribadi mereka, dan aku senang untuk mengunjungi dan membaca tulisan-tulisan mereka. Bagiku, tulisan itu cukup tulus. Ia tak perlu penilaian dan komentar dari orang lain, ia tak perlu didengar, ia yang mampu berbicara dalam sunyi. Tidak ada tulisan yang paling baik, semuanya adalah yang terbaik dari masing-masing penulisnya.
Teruslah menulis, karena tulisan itu yang mampu merekam segala peristiwa dan rasa di dalamnya. Ia yang abadi, walau pemiliknya mati. Jangan pernah takut akan apapun. Kamu bebas mengekspresikan segalanya. Kamu berhak menuliskan apapun dan orang lain tak berhak untuk mencibirnya. Teruslah menulis, hingga tulisan itu mengalir membawamu hingga damai.
Ohya, tidakkah kau ingat, firman pertama yang diturunkan-Nya mengenai apa?
Post a Comment