blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

Hijrah
Pertemuan
(Bukan) Coba (an)
Kenapa Harus Aku?
Di Atas Satu Kaki
Monster
Bisakah Aku?
Menjadi Muslimah Yang Dirindu Surga
Wonderful Ramadan
Yuk Nulis

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Perkara Jodoh
02 July, 2023 • 0 comment {s}


Dulu saat aku kuliah tingkat akhir, aku pernah bertanya-tanya perihal masa depanku kelak, terkait bahasan: jodoh.

"Jodoh itu yang seperti apa ya? Apakah yang seperti cermin, mudahnya yang saat melihatnya seakan seperti melihat diriku sendiri pada diri orang lain? Ataukah ia yang sifatnya benar-benar saling berkebalikan? Ataukah yang sama persis seperti duplikat, atau ia yang lebih dewasa dan mau menerima? Ataukah justru yang lebih muda usianya? Atau justru sebaya? Jodoh itu seperti apa?"

---

Aku menemukan tulisan bagus di Quora. Katanya seperti ini:

Sebenarnya jodoh itu saling melengkapi atau cerminan diri kita?
Beberapa waktu yg lalu, saya ngobrol-ngobrol dengan Mama saya. Sampailah pada pembahasan,

"Jadi jodoh itu cerminan diri atau saling melengkapi ya Ma?"

Kami pun mengidentifikasi satu per satu pasangan yang ada di sekitar kami. Dan juga mengidentifikasi Papa dan Mama sendiri.

Dari beberapa hal yg kami telusuri, mulai dari hobi, kelebihan, kekurangan, dan sifat masing2, percakapan saya dan Mama saat itu tidak mendapatkan kesimpulan apa-apa. Hehehe...

Karena selain banyak persamaan, tidak sedikit juga perbedaan yang bisa saling melengkapi setiap pasangan.

Lalu, kemarin saya menemukan postingan cerita seorang seniman sekaligus dosen di salah satu PTN yang membahas tentang hal ini. Ia menganalogikan jodoh seperti "cermin terbalik". Sifat cermin: sama, mirip, dan terbalik.

Yah! Kita adalah apa yang ada di dalam sana. Ketika kita bergerak, bayangan di dalam cermin itu juga. Tapi, Kanan kita menjadi kirinya, kiri kita menjadi kanannya. Sebagian dari kita adalah kebalikannya. Kanan kirinya bisa terbalik, tapi atas tetaplah atas, dan bawah tetaplah ada di kakinya.

Selama ini, saya mengira "Jodoh cerminan diri" itu artinya harus "sama plek plek." Ternyata saya lupa, kalau cermin juga punya sifat terbalik.

---

Perkara jodoh, memang rahasia. Lalu kamu mau jodoh yang seperti apa? Sederhana saja, ia yang takut kepada Allah. 

Jodoh juga bagian dari rezeki. Ia bisa datang lebih cepat dari yang kamu duga atau malah meleset dari perkiraanmu. Ia juga bisa datang dari arah yang tak disangka-sangka. Yang kamu rasa dekat padahal ternyata jauh, justru yang kamu rasa jauh ialah yang mendekat. Ah memang aneh. Aneh sekali. Kadang nalar manusia tak mampu menjangkaunya. 

Jika ia tiba, kamu akan seperti apa? Beberapa hal terjadi dalam hidupku, terasa sangat cepat atau bahkan ada yang sangat lambat. Ah ya sampai saat ini pun aku masih berusaha untuk mencerna itu semua. Selain aku harus berpikir lebih keras, ternyata aku juga harus merasa lebih dalam, melapangkan hati, juga memperbaharui niat secara berkelanjutan.

Katanya, bisikan setan itu sangat halus. Sedangkan dalam menjemputnya, aku rasa harus dilakukan dengan cara yang bersih, benar-benar bersih dan murni dari maksiat. Bukankah tujuannya pun mulia? Jadikan Allah satu-satunya tempat berharap.

Lalu, apalagi yang kamu cari? Apalagi yang memberatkanmu? Apakah aku akan berjodoh dengannya? Entahlah, hal tersebut akan terjawab ketika akad terucap. 

Wallahu a'lam bish-shawab. 
Mari terus perbaiki diri masing-masing.


Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer