
Duniaku
18 February, 2025
•
0 comment {s}
Hai, nak.
Saat ini, duniaku adalah kamu.
Begitupun duniamu adalah aku.
Bagaimana rasanya terlahir di alam dunia, nak?
Semoga kau senantiasa merasa aman.
Aku akan menjagamu, semaksimal yang aku mampu.
Aku akan merawatmu, memastikan segala kebutuhanmu cukup.
Aku takkan mengabaikanmu, karena kehadiranmu adalah hadiah luar biasa yang Allah berikan.
Aku akan membersamaimu, bersamaan dengan berkurangnya jatah usiaku dari hari ke hari.
Aku akan menyaksikan dirimu tumbuh dan berkembang, dari yang tak bisa menjadi bisa.
Tapi nak, jujur saja untuk memastikan itu semua segala usaha perlu kami ikhtiarkan: tenaga, waktu, dan materi.
Hampir semua rutinitasku terhenti untuk membersamaimu di awal-awal kehidupan ini.
Rasanya hidup seperti tak ada pencapaian, berjalan monoton tiap harinya, tak ada yang dibanggakan, menjadi manusia yang biasa saja.
Ya, semuanya berpusat di kamu.
Bolehkah jika aku egois untuk melepasmu?
Tapi bagaimanapun, aku tak sampai hati.
Aku harus berlapang dada untuk melepas banyak impian dan menggenggam tanganmu kuat-kuat.
Aku harus berlapang dada untuk menimangmu saat kau sulit tertidur, walaupun kini kau semakin bertambah berat dan pegal-pegal menyergap.
Aku harus berlapang dada menjadikanmu prioritas dari segala urusan.
Aku harus berkorban untukmu.
Aku akan melindungimu.
Ya Allah, sungguh ini tidak mudah. Semoga segala kelelahan ini terbayar dengan pahala yang berlipat ganda.
Lelahku jangan hanya menjadi lelah yang tak berarti. Lelah ini harus menjadi lillah.
***
Menjadi orang tua adalah proses belajar yang sangat panjang. Semoga kami bisa menjadi orang tua terbaik untukmu ya, nak. Karena sejatinya, anak tak dapat memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang seperti apa. Orang tua lah yang mampu memantaskan dan mengupayakan yang terbaik untuk anaknya.
Hai nak, ketika kelak kau baca tulisan ini, percayalah bahwa kami sangat amat mencintaimu. Semoga kau tumbuh menjadi anak yang shalih, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat untuk umat.
Maaf jika selama ini masih ada hal-hal yang kurang dan salah, tapi kami akan terus belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga tak ada perbuatan maupun perkataan yang menyakitimu ya.
Kami mencintaimu, nak...
Hai, nak.
Saat ini, duniaku adalah kamu.
Begitupun duniamu adalah aku.
Bagaimana rasanya terlahir di alam dunia, nak?
Semoga kau senantiasa merasa aman.
Aku akan menjagamu, semaksimal yang aku mampu.
Aku akan merawatmu, memastikan segala kebutuhanmu cukup.
Aku takkan mengabaikanmu, karena kehadiranmu adalah hadiah luar biasa yang Allah berikan.
Aku akan membersamaimu, bersamaan dengan berkurangnya jatah usiaku dari hari ke hari.
Aku akan menyaksikan dirimu tumbuh dan berkembang, dari yang tak bisa menjadi bisa.
Tapi nak, jujur saja untuk memastikan itu semua segala usaha perlu kami ikhtiarkan: tenaga, waktu, dan materi.
Hampir semua rutinitasku terhenti untuk membersamaimu di awal-awal kehidupan ini.
Rasanya hidup seperti tak ada pencapaian, berjalan monoton tiap harinya, tak ada yang dibanggakan, menjadi manusia yang biasa saja.
Ya, semuanya berpusat di kamu.
Bolehkah jika aku egois untuk melepasmu?
Tapi bagaimanapun, aku tak sampai hati.
Aku harus berlapang dada untuk melepas banyak impian dan menggenggam tanganmu kuat-kuat.
Aku harus berlapang dada untuk menimangmu saat kau sulit tertidur, walaupun kini kau semakin bertambah berat dan pegal-pegal menyergap.
Aku harus berlapang dada menjadikanmu prioritas dari segala urusan.
Aku harus berkorban untukmu.
Aku akan melindungimu.
Ya Allah, sungguh ini tidak mudah. Semoga segala kelelahan ini terbayar dengan pahala yang berlipat ganda.
Lelahku jangan hanya menjadi lelah yang tak berarti. Lelah ini harus menjadi lillah.
***
Menjadi orang tua adalah proses belajar yang sangat panjang. Semoga kami bisa menjadi orang tua terbaik untukmu ya, nak. Karena sejatinya, anak tak dapat memilih untuk dilahirkan dari orang tua yang seperti apa. Orang tua lah yang mampu memantaskan dan mengupayakan yang terbaik untuk anaknya.
Hai nak, ketika kelak kau baca tulisan ini, percayalah bahwa kami sangat amat mencintaimu. Semoga kau tumbuh menjadi anak yang shalih, berbakti kepada kedua orang tua, dan bermanfaat untuk umat.
Maaf jika selama ini masih ada hal-hal yang kurang dan salah, tapi kami akan terus belajar untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga tak ada perbuatan maupun perkataan yang menyakitimu ya.
Kami mencintaimu, nak...
Post a Comment