blog follow
Apa yang tak mampu diucapkan oleh lisan, mampu dirasakan oleh hati, dan diterjemahkan melalui tulisan. Selamat bergabung menjadi teman cerita!

Harapan Yang Tak Kudoakan
Utuh
Untaian Takdir
Mewujudkanmu
Ujian
Saling Mencari
Berteman Dengan Kematian
Tamat
Duniaku
Bulan Ditelan Malam

Skin By : Adam Faiz
Edited By : Me
Colour Code : HTML COLOUR
Big Help : Wanaseoby


Cahaya Dari Timur
23 April, 2024 • 1 comment {s}



Sampai saat ini pun, aku masih merasa kalau apa yang terjadi padaku dalam 4 bulan ini begitu cepat. Sangat cepat. Padahal kerap kali aku merasa hidup dalam tempo yang lambat.


Banyak sekali perubahan yang aku rasakan dalam rentang waktu tersebut. Menjalani kehidupan di tempat yang lebih dulu disinari matahari, di bagian timur Indonesia.


1. Aku menjalani peran baruku sebagai seorang istri, yang wow sebanyak apapun ilmu pranikah yang kita pelajari, rasanya tak cukup oleh sebab itu setiap harinya kita dituntut untuk selalu belajar.


2. Aku pindah ke tempat yang sangat jauh sekali. Yang bahkan untuk membayangkan ke sana saja tak pernah. Yang harus ditempuh melalui perjalanan udara, laut, dan darat sekaligus dan menjadi pengalaman pertamaku!


3. Rencanaku mengenai kelanjutan mengajar di tempat A dan seterusnya, ternyata di tempat baru tak dapat berjalan semulus itu. Dulu, aku sempat sedikit mengiri dengan salah satu teman yang beliau mengajar murid SD, karena beliau menjadi wasilah untuk anak muridnya dapat membaca Alquran dan mengajarkan Al Fatihah yang akan selalu dibaca di tiap shalat mereka.


Kalian tahu? Aku di sini menjadi guru di sebuah SD Swasta, di ujung timur Indonesia. Selain itu, aku juga diminta untuk mendampingi hafalan anak-anak. Meninggalkan segala hal yang pernah aku jalani sebelumnya, pun kalian bisa bayangkan berapa insentif yang didapatkan? Aku sudah memperkirakan hal ini sejak awal. Mungkin sangat berbeda dengan keadaanku dulu. 


Dan tentang mimpi yang sejak lama kuupayakan bagaimana kelanjutannya? Ah entahlah, aku pun tidak tahu kelanjutannya akan bagaimana. Untuk saat ini, aku akan berusaha menikmati setiap peran yang menghampiriku. Dimanapun, kapanpun. 


Buku bacaanku, "Guru Aini" yang hanya kuimajinasikan saja, saat ini aku sedang menjalaninya, aku di posisinya, tapi bukan untuk mengikuti program SM3T haha. Ya walaupun di sini lebih terbilang Kota dibanding apa yang dituliskan dalam novel tersebut.


4. Aku akan bertambah peran (lagi). Sungguh aku benar-benar tak menyangka bisa ada di fase ini. Fase yang sebelumnya hanya bisa kuduga dan kubaca melalui buku bacaan, kajian, dll.


Aku faham, ternyata Ibu adalah sosok yang luar biasa. Bagaimana perjuangannya dalam mengandung kita dulu, aku merasakan:')


Trimester awal, bukan hal yang mudah. Pun waktu-waktu berikutnya belum pasti akan lebih mudah lagi. Tapi, di sana Allah letakkan banyak kebaikan bukan? Kebaikan yang sangat banyak yang bahkan tidak terhitung nilainya. 


5. Ramadhanku tahun ini cukup berbeda daripada tahun-tahun sebelumnya. Walaupun masih tetap di perantauan, tapi kini sangat jauh yang bahkan membuat lebaran tahun ini kami belum bisa pulang (karena berpikir kami baru saja datang ke sini dan bisa menelan ongkos hingga seharga 1 motor untuk pulang&pergi 2 orang).


Ramadhanku bertepatan dengan peralihan dari TM 1 ke TM 2, bisa dibayangkan? Yap. Aku mabuk, tak bisa sembarangan makan, indera pengecap dan penciumanku menjadi sangat sensitif. Aku menjadi sangat picky eater. Mengingat dulu saat di rumah dan di Bandung, banyak dan mudah sekali ditemukan makanan enak di lidah. Di sini rasanya sulit sekali, ada namun tak banyak dan harganya mahal.


Ramadhan kali ini, menuntutku untuk membuat mini project masak, bukan lagi untuk seorang melainkan dua orang: menyiapkan hidangan sahur dan berbuka. Banyak sekali resep makanan yang menjadi eksperimen dan kubuat sendiri atau dibantu suami (ah banyak sekali ilmu yang kudapat dari khidmat di tahun 2021, namun kesempatan masak itu bukan aku yang mengerjakannya sendiri, melainkan bersama. Baca lagi: Dapur).


Ada kepuasan tersendiri setelah memasak, karena bagiku, cita rasa masakan mampu membuatku merasa di rumah (di Pulau Jawa) walaupun memang, bahan makanan yang tersedia pun belum sevariatif di Pulau Jawa tapi tak mengapa. Tapiiiiiii memang semelelahkan itu. Urusan rumah tangga kami urus berdua, tanpa ada bantuan dari siapapun selain Allah yang menguatkan. Terimakasih, Mas♥️


6. Terakhir, yang menurutku sangat berkesan adalah, saat tulisanku terwujud (baca lagi: Laut Lepas). Saat menulis itu, aku hanya mampu mengimajinasikan bagaimana laut lepas itu, tanpa aku pernah sekalipun berenang di laut!


Ternyata, Allah izinkan tulisan itu terwujud. Aku pernah bilang, aku tidak terlalu menyukai pantai dan laut. Tapi kali ini, aku akan jawab kalau aku menyukai keduanya. 


Untuk pertama kalinya aku menikmati keindahan dasar laut secara langsung, memandangnya dengan mataku sendiri. Aku melihat kejernihan airnya yang berwarna-warni menyesuaikan tingkat kedalamannya. Aku menyelam bersama ikan, melihat terumbu karang. Hal-hal yang sebelumnya hanya ada dalam imajinasiku, ternyata dapat terwujud.


Selain keindahan alamnya, masyarakat di sini sangat baik dan tulus juga jujur. Masyaallah, aku juga belajar bagaimana bersikap dan bergaul.


***


Aku tak tahu kedepannya akan seperti apa, namun, aku harus percaya dan yakin dengan segala yang telah Allah persiapkan untukku adalah yang terbaik dan yakinlah ini semua proses yang membuatku tumbuh dan mendewasa. Biidznillah.



Blogger Tia said...

Sayang blognya beda platform jadi ga bisa follow2an haha..
Semangat Lia, ga sabar denger ceritanya di peran barunya nanti.

 

Post a Comment



Older | Newer


Older | Newer